Jagapost.co.id, Aktivitas peredaran judi jenis toto gelap togel Hongkong dilaporkan semakin marak di wilayah hukum Polres Nganjuk belakangan ini. Perputaran uang dari praktik ilegal ini ditaksir mencapai ratusan juta Rupiah, terutama terkonsentrasi di wilayah perkotaan seperti Kelurahan Kartoharjo dan Kauman, yang merupakan bagian dari Kecamatan Nganjuk.
Padahal, pimpinan Polri secara nasional telah menyatakan komitmennya untuk memberantas penyakit masyarakat semacam ini. Namun, di lapangan, aparat penegak hukum di Kabupaten Nganjuk sejauh ini baru berhasil meringkus pengecer-pengecer kecil. Sementara itu, bandar besar atau mastermind dari jaringan judi ini masih belum tersentuh hukum.
Sistem Jaringan dan Dugaan Backingan Oknum
Informasi yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa praktik judi togel Hongkong ini dijual bebas di tengah masyarakat perkotaan, termasuk di area Pasar Wage, Juwet, Kartoharjo, dan wilayah sekitarnya di Kecamatan Nganjuk. Perjudian ini diputar empat kali dalam sepekan, yaitu setiap hari Senin, Kamis, Sabtu, dan Minggu.
Ada dugaan kuat bahwa bandar kupon judi togel Hongkong ini merupakan pemain lama. Lebih lanjut, muncul kecurigaan bahwa sejumlah oknum aparat diduga terlibat memberikan perlindungan (bekingi) terhadap aktivitas ilegal ini, sehingga jaringan tersebut dapat beroperasi secara bebas dan berkelanjutan.
Kesaksian Pengepul Kecil: Jejak Menuju Bandar Utama
Salah satu pengepul togel di wilayah Juwet, yang kami sebut saja WB, memberikan keterangan saat ditemui wartawan di kediamannya. WB mengungkapkan bahwa perannya hanyalah sebagai pengepul kecil.
“Saya ini cuma pengepul kecil, semua hasil rekapan saya setorkan ke Mbah Jo yang ada di Kecamatan Berbek,” ujar WB pada Senin, 6 Oktober 2025, membuka sedikit tabir mengenai alur setoran uang taruhan.
Tantangan Penegakan Hukum: Jaringan Terputus Menyulitkan Penangkapan
Seorang tokoh masyarakat dari Kartoharjo, yang meminta identitasnya dirahasiakan kita sebut saja ST menyatakan bahwa upaya membongkar jaringan bandar judi togel ini tidaklah mudah.
“Judi itu sistemnya seperti jaringan narkotika. Mereka menggunakan sistem terputus-putus, sehingga sangat sulit bagi polisi untuk menangkap bandar utamanya,” terang ST kepada wartawan.
Pernyataan ini terbukti dari operasi penangkapan pengecer judi togel Hongkong yang dilakukan belum lama ini. ST mencontohkan bahwa, dari barang bukti berupa telepon seluler (ponsel) yang disita dari lima pengecer yang diamankan, tidak ada satu pun perangkat yang menyimpan bukti komunikasi atau hubungan langsung dengan bandar besarnya.
Modus operandi para pengecer ini adalah menerima nomor taruhan dari pemasang secara langsung. Nomor tersebut kemudian diketik ke dalam ponsel dan dikirimkan melalui aplikasi pesan seperti WhatsApp kepada agen di tingkat atasnya, bukan langsung ke bandar besar.
“Kalau kita bicara hukum, kita butuh barang bukti. Jika bukti komunikasi langsung ke bandar besar tidak ada, bagaimana polisi bisa menangkap mereka?” pungkas ST, menyoroti kendala pembuktian dalam mengungkap jaringan kejahatan ini.
