Jagapost.co.id, Jakarta – Candi Borobudur membuka lembaran baru tahun 2025 dengan menyambut lima pengunjung pertama secara istimewa. Para wisatawan tersebut mendapatkan pengalaman unik berupa perjalanan naik andong yang dihias cantik, disertai arak-arakan pasukan bregodo dari kawasan Kujon menuju Marga Utama Candi Borobudur, Rabu (1/1/2025).
Direktur Taman Wisata Borobudur (TWB), Mardijono Nugroho, menyebutkan lima pengunjung pertama terdiri dari dua wisatawan mancanegara asal Jepang, Makoto dan Mutsumi Kaneko, serta tiga wisatawan Nusantara: Ekaprida dari Cimahi, Bandung; Komara; dan Titin Maryati dari Tasikmalaya.
“Kami ingin memberikan pengalaman budaya khas Borobudur kepada para wisatawan, baik mancanegara maupun Nusantara, untuk mengenalkan lebih dalam tradisi lokal dan kekayaan budaya Indonesia,” ujar Mardijono.
Penyambutan dengan Tradisi dan Pelestarian Alam
Sebagai bentuk penghormatan, para wisatawan disambut dengan pengalungan syal dan diajak menanam pohon bungur. Menurut Mardijono, pohon bungur melambangkan keberlanjutan dan ketahanan lingkungan, sejalan dengan misi menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan.
“Pohon bungur sangat relevan dengan kawasan Borobudur. Kami berharap pelestarian ini mendukung Borobudur sebagai destinasi wisata berkelanjutan,” tambahnya.
Makoto Kaneko, salah satu wisatawan asal Jepang, mengapresiasi penyambutan ini. “Borobudur sangat terkenal di Jepang sebagai candi Buddha. Saya merasa sangat terhormat dan senang dengan sambutan luar biasa ini,” ujarnya.
Target 1,7 Juta Wisatawan pada 2025
Candi Borobudur mencatatkan kunjungan sekitar 1,3 juta wisatawan sepanjang tahun 2024, dengan 200 ribu di antaranya merupakan wisatawan mancanegara. Tahun ini, TWB menargetkan peningkatan kunjungan hingga 1,7 juta wisatawan.
“Fokus kami tidak hanya pada kunjungan ke candi, tetapi juga pengembangan zona 3, 4, dan 5, seperti Kampung Seni Borobudur, untuk memperluas pengalaman wisata,” kata Mardijono.
Lonjakan Selama Libur Nataru
Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) memberikan kontribusi signifikan terhadap jumlah kunjungan. Pada 29 Desember 2024, kunjungan mencapai puncaknya dengan 11.000 wisatawan dalam satu hari.
“Selama masa libur Nataru, kami mencatat rata-rata 10.000 pengunjung per hari. Ini menunjukkan potensi besar pariwisata di Borobudur yang terus perlu dikembangkan,” ujarnya.
Mardijono menambahkan bahwa pengelolaan destinasi prioritas seperti Borobudur juga bertujuan memberdayakan ekonomi lokal. “Semangat kebersamaan antara pelaku wisata dan masyarakat lokal adalah kunci untuk membangun Borobudur sebagai destinasi unggulan,” tutupnya.