Indeks Saham Berjangka AS Menguat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

INDEX25 Dilihat
banner 468x60

Indeks berjangka saham Amerika Serikat (AS) menunjukkan penguatan dalam perdagangan Selasa pagi waktu setempat, setelah aksi jual besar-besaran di sesi sebelumnya yang dipicu oleh kekhawatiran resesi. Investor kini mencermati rilis data ekonomi terbaru serta dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.

Indeks Saham Pulih Setelah Aksi Jual

Pada pukul 07:03 ET (11:03 GMT), indeks berjangka S&P 500 naik 14 poin atau 0,3%, Nasdaq 100 bertambah 72 poin atau 0,4%, dan Dow Jones menguat 109 poin atau 0,3%.

banner 336x280

Penguatan ini terjadi setelah Wall Street mengalami tekanan pada perdagangan Senin. Kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Trump dapat memicu inflasi lebih tinggi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi masih membayangi pasar. Trump sendiri enggan memprediksi apakah AS akan memasuki resesi, hanya menyebut bahwa kebijakan tarifnya akan membawa “periode transisi.”

Di tengah ketidakpastian ini, volatilitas pasar meningkat signifikan. Indeks Volatilitas CBOE, yang sering disebut “indeks ketakutan,” mencapai level tertinggi sejak Agustus 2024.

Delta Air Lines Pangkas Proyeksi Laba

Saham Delta Air Lines (NYSE:DAL) tertekan dalam perdagangan setelah jam kerja, menyusul revisi proyeksi laba yang lebih rendah dari perkiraan. Maskapai ini memperkirakan laba per saham untuk kuartal pertama hanya berkisar antara $0,30 hingga $0,50, jauh di bawah ekspektasi sebelumnya sebesar $0,70 hingga $1,00. Pertumbuhan pendapatan pun diproyeksikan hanya mencapai 3%-4%, lebih rendah dari target awal 7%-9%.

CEO Delta, Ed Bastian, menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi membuat konsumen lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang, terutama dalam perjalanan bisnis. Penurunan prospek ini juga menekan saham maskapai lain seperti United Airlines (NASDAQ:UAL) dan American Airlines (NASDAQ:AAL), dengan analis memperkirakan revisi serupa dari industri penerbangan.

Laba Oracle Lampaui Ekspektasi, Fokus pada AI

Saham Oracle (NYSE:ORCL) mengalami tekanan dalam perdagangan setelah jam kerja, meskipun laporan keuangan kuartalan menunjukkan hasil yang cukup positif. Perusahaan tetap optimistis dengan pertumbuhan bisnis komputasi awan berbasis kecerdasan buatan (AI).

Chairman Oracle, Larry Ellison, mengungkapkan bahwa permintaan pelanggan mencapai rekor tertinggi, bahkan sebelum dampak dari proyek AI baru mereka, “Stargate.” Sementara itu, CEO Oracle, Safra Catz, menegaskan bahwa perusahaan berencana meningkatkan belanja modal hingga $16 miliar pada tahun fiskal 2025 guna memenuhi lonjakan permintaan AI yang diperkirakan akan terus meningkat.

Investor Menanti Data JOLTS

Investor kini menantikan laporan terbaru dari Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) untuk bulan Januari, yang diprediksi menunjukkan peningkatan jumlah lowongan kerja menjadi 7,65 juta dari 7,6 juta pada Desember lalu.

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi solid, meskipun inflasi dalam tahap penyesuaian dan pasar tenaga kerja terus berkembang. Powell menekankan bahwa bank sentral akan terus memantau data ekonomi guna menentukan kebijakan moneter yang tepat.

Bitcoin Terkoreksi, Sentuh Level Terendah Empat Bulan

Bitcoin mengalami tekanan dalam perdagangan Selasa, menyentuh level terendah dalam empat bulan terakhir. Pasar kripto secara keseluruhan juga melemah, seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi AS dan kebijakan tarif baru.

Meskipun terdapat rencana pemerintah AS untuk membentuk cadangan nasional aset digital, reaksi pasar masih cenderung skeptis. Konferensi kripto yang digelar Gedung Putih pekan lalu pun tidak memberikan kejelasan mengenai regulasi aset digital di bawah pemerintahan Trump.

Dalam beberapa pekan terakhir, Bitcoin telah mencatatkan pelemahan berturut-turut, meskipun beberapa perusahaan besar, seperti Strategy, berupaya meningkatkan modal guna membeli lebih banyak Bitcoin. Namun, langkah-langkah ini belum mampu memberikan dorongan berarti bagi harga aset kripto tersebut.

Dengan volatilitas pasar yang masih tinggi, investor terus mencermati perkembangan kebijakan ekonomi dan regulasi yang dapat mempengaruhi pergerakan aset di berbagai sektor. (***)

Sumber: https://noturah.com/pasar-saham-as-menguat-investor-cermati-data-ekonomi-dan-ketidakpastian-kebijakan/

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *