Jagapost.co.id, Dua hari yang lalu, 24 Maret 2025, roket SpaceX Falcon 9 diluncurkan dari Kompleks Peluncuran SLC-40 di Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida, menjalankan misi rahasia — NROL-69 — yang ditugaskan oleh National Reconnaissance Office (NRO).
Tujuan misi NROL-69 adalah untuk menempatkan satelit USA-498 ke orbit, meskipun tujuan pastinya masih dirahasiakan karena sifat militer muatannya. Setelah menyelesaikan fase penyisipan orbital, tahap pertama Falcon 9 kembali ke Bumi dan berhasil mendarat di Zona Pendaratan 1 di Cape Canaveral. Ini menandai penerbangan keduanya yang berhasil, setelah sebelumnya mendukung misi Starlink.
Karena lintasan penerbangan roket dan kemiringan orbital 51 derajat, roket itu terlihat di langit di atas Polandia. Selama lintasan keduanya di atas negara itu, tahap kedua Falcon 9 melakukan pembuangan bahan bakar sebelum deorbit yang direncanakan.
🌀 Selama deorbit yang direncanakan, sebelum tahap kedua roket memasuki kembali atmosfer dan terbakar, roket sering kali melepaskan sisa bahan bakar. Ini terjadi di luar angkasa — beberapa ratus kilometer di atas Bumi — tempat tidak ada udara, sehingga gas yang dikeluarkan tidak menyebar secara acak tetapi malah membentuk pola simetris.
Jika roket berputar di sekitar porosnya sendiri (yang sering kali dilakukan dengan sengaja untuk menstabilkan gerakannya), bahan bakar yang dilepaskan dari nosel membentuk bentuk spiral atau pusaran, menyerupai galaksi bercahaya. Awan ini, yang disinari Matahari masih di bawah cakrawala, dapat tampak sangat spektakuler — seperti pusaran air bercahaya yang berputar di langit yang semakin gelap.