Perguruan Mahesa Kurung & Sejarah Perguruan

SEJARAH89 Dilihat
banner 468x60

Jagapost.co.id, Perguruan Mahesa Kurung berdiri pada tanggal 1 Januari 1976 dengan anggota (murid) dari kalangan keluarga Gubes MK sendiri (belum Go Public). Pada tanggal 1 Januari 1984, Perguruan Mahesa Kurung mulai eksis dengan dibentuknya para Dewan Guru, para Guru Cabang dan para Guru Ranting yang tersebar di seluruh Bumi Persada Nusantara.

Mahesa Kurung berasal dari bahasa hindu kuno. Mahesa berarti Terbesar, Tertinggi dan Terkuat sedangkan Kurung berarti; Membentengi, Melindungi dan Melingkupi. Jadi arti dan pengertian dari Mahesa Kurung itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang besar dan membentengi.

banner 336x280

Mahesa Kurung sendiri merupakan suatu perguruan ilmu beladiri yang pernah ada (berdiri) pada abad ke 2 Masehi, pada masa kejayaannya kerajaan Sunda Kuno yang dipimpin oleh seorang raja bernama Sedah Renggana (Prabu Siliwangi). Kerajaan Sunda Kuno ini berada atau terletak di daerah Sancang Bolong, Garut – Jawa Barat.

Raja Sedah Renggana adalah sebagai orang pertama yang mendirikan Padepokan Mahesa Kurung. Beliau adalah keturunan dari Saka Waskita (seorang pangeran sakti putra dari raja Jaya Chakra), yang menjadi raja ke XI dari Kerajaan Caringin Kurung yang terletak di Puncak Manik (Gunung Handalus) yang sekarang dikenal dengan sebutan Gunung Salak, Bogor-Jawa Barat.

Catatan:
Untuk lebih jelasnya keterangan mengenai siapa dan bagaimana raja-raja Caringin Kurung maupun kerajaannya dan para keturunannya, bacalah buku yang berjudul; BABAD MISTERI KABUT CARINGIN KURUNG (buku setebal 1800 halaman).

Perguruan Mahesa Kurung telah lama terpendam, selama 19 abad, yang kemudian pada abad ke 20 oleh Sayyid Faridhal Attros Al Kindhy Asy’ari, perguruan inipun dibangkitkan kembali dikarenakan beliau mendapatkan wangsit dari Pangeran Saka Waskita yang menjadi leluhurnya dari pihak keluarga ibundanya yang masih keturunan suku sunda (Garut, Banten, Bogor). Menurut beliau sendiri, yang kini telah menjadi Guru Besar dari perguruan Mahesa Kurung, bahwa baik buruk Mahesa Kurung adalah merupakan sisa-sisa dari peninggalan sejarah masa lampau yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Karena bangsa yang baik dan terhormat adalah bangsa yang menghargai dan menghormati khazanah budaya dari bagian sejarah bangsa itu sendiri.

“Belajarlah dari sejarah masa lampau agar setiap diri menjadi dewasa dimasa depan” (Gubes MK)

Pada tanggal 1 Januari 1985, Gubes MK mendapatkan wangsit kembali (ilham) setelah beliau melakukan tahanuts selama 40 hari, agar beliau menambahkan nama belakang Mahesa Kurung dengan Al Mukarramah. Wangsit atau ilham itu sendiri beliau dapatkan dari; kakek Guru Besar dari pihak keluarga ayahandanya yang berasal dari Mekkah dan Yaman/Hadramaut-Aden.

Dari penambahan nama Al Mukarramah inilah, akhirnya Gubes MK memberikan wirid (amalan spiritual) dari ayat-ayat suci Al Qur’an kepada seluruh anggota (murid) Perguruan Mahesa Kurung Al Mukarramah. Mahesa Kurung yang tadinya hanya sebagai perguruan ilmu beladiri secara lahir (fisik) semata, kemudian berubah atau berganti menjadi ilmu beladiri secara lahir dan bathin. Hal ini dikarenakan melibatkan ayat-ayat suci Al Qur’an yang dijadikan wirid setelah menjalankan shalat wajib maupun shalat sunnah bagi seluruh anggota (murid) perguruan sampai pada saat sekarang ini.

Hal tersebut memang disengaja oleh Gubes MK dengan tujuan agar para anggotanya selalu menjalankan shalat dan tidak meninggalkannya. Tujuan lainnya adalah untuk menumbuhkan dan membangkitkan kembali gairah para anggota MK dengan berdzikrullah, agar semata-mata mendapatkan keridhaan, rahmat, perlindungan dan keselamatan serta kebahagiaan dari Allah SWT, baik didunia maupun diakhirat kelak.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *