Rekamannya Kesebar Luas, Akibat Percakapan Ibu Mahasiswi Kedokteran dengan Ketua Koas Kedokteran yang Dianiaya

DAERAH5 Dilihat
banner 468x60

Jagapost.co.id, Jakarta – Sebuah insiden tragis menimpa Luthfi, dokter muda sekaligus Ketua Koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), yang menjadi korban penganiayaan. Kejadian ini diduga dilakukan oleh pria yang dikirim oleh orang tua salah satu mahasiswi terkait perselisihan jadwal piket akhir tahun.

Peristiwa ini ramai diperbincangkan setelah rekaman video kekerasan di sebuah kafe tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang pria berkaos merah menyerang Luthfi, meskipun ia telah berupaya menyelesaikan persoalan tersebut secara baik-baik.

banner 336x280

Kronologi Peristiwa

Insiden ini bermula dari ketidakterimaan Lady Aurellia Pramesti, seorang mahasiswi, terhadap jadwal piket yang ditentukan. Sebelum kekerasan terjadi, ibu dari Lady, Sri Meilina, sempat menemui Luthfi bersama sejumlah mahasiswa lainnya di sebuah kafe untuk membicarakan masalah tersebut.

Dalam percakapan yang sempat terekam, Sri Meilina menyampaikan teguran kepada Luthfi terkait perannya sebagai Ketua Koas.

“Kamu itu ketua kelompok, ya, harus amanah. Kalau ada yang melapor, harusnya dengarkan dulu, jangan langsung marah,” ujar Sri Meilina dengan nada tegas.

Ia juga menyinggung sikap Luthfi yang dinilai kurang sopan terhadap perempuan.

“Kamu enggak boleh kasar sama perempuan. Gimana kalau nanti jadi suami? Kalau kamu bersikap kasar, apa kata orang tua kamu?” tambahnya.

Lebih lanjut, Sri Meilina mengungkapkan bahwa anaknya, Lady, mendapat jadwal piket dua hari sekali, sementara mahasiswa lain hanya piket empat hari sekali.

“Tante cuma mau bilang, kalau kamu ketua kelompok, ayo duduk dan dengarkan baik-baik. Jangan main kasar begitu. Ada rekamannya, kok,” tegasnya lagi.

Namun, menurut keterangan sejumlah mahasiswa yang hadir, jadwal piket sebenarnya telah diatur secara adil untuk seluruh anggota, termasuk Lady.

Kejadian ini menyoroti pentingnya komunikasi yang baik dan penyelesaian konflik secara bijaksana di lingkungan pendidikan agar tidak berujung pada kekerasan fisik.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *